Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gandamana Luweng


 Dikisahkan Dewi Gandari dan Suman berencana dengan segala cara untuk mensukseskan Kurawa menguasai Astina. Singkat cerita datanglah satu kesempatan itu.

Pada suatu hari datanglah utusan Prabu Tremboko (Raja Pringgondani) dan diterima oleh Suman. Maksud kedatangan utusan Prabu Tremboko itu untuk menyampaikan surat persahabatan untuk Pandu, karena hany bisa bertemu dengan Suman dititipkanlah surat itu kepada Suman untuk kemudian diberikan kepada prabu Pandudewanata. 

Suman menghaturkan surat Prabu Tremboko pada Pandu, tapi isinya telah diubah bahwa Prabu Tremboko menantang perang Astina. Pandu tak gegabah menyikapinya, diutuslah Patih Gandamana untuk membawa misi damai ke negara Pringgondani 

Saat Patih Gandamana berangkat, Suman diam-diam mengerahkan Kurawa lebih dahulu ke Pringgondani dan mengirim surat balasan tantangan perang kepada Prabu Tremboko. Patih Gandamana tidak mengira telah terjadi penyerangan ke Pringgondani oleh Kurawa yang digerakkan oleh Suman. Akhirnya Gandamana diserang oleh pasukan Pringgondani dari depan dan pasukan Kurawa dari belakang. Gandamana tidak melakukan perlawanan. 

Hingga akhirnya dengan mudah dijebak dimasukkan ke dalam luweng (lubang tanah yang dalam). Kemudian Suman memerintahkan Duryudana untuk menimbun Gandamana.

Melihat Gandamana tidak melawan maka Raja Tremboko kemudian menolong Gandamana dan meminta penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Prabu Tremboko kemudian menyerahkan surat palsu Pandudewanata yang dibuat Suman kepada Gandamana sebagai bukti. Di kesempatan lain, Suman telah kembali ke Astina, melaporkan bahwa Gandamana telah gugur dikeroyok oleh pasukan Pringgondani. Akhirnya Suman diangkat menjadi patih oleh Pandudewanata. Sebuah kebijakan yang terburu-buru. 

Gandamana kembali ke Astina, tetapi di tengah jalan ditemui oleh Widura. Diberikan penjelasan bahwa Suman melaporkan Gandamana telah gugur dan kini Suman diangkat menjadi patih. Akhirnya Gandamana menghajar Suman hingga babak belur. Jadilah tubuh hancur tersebut sebagai Sengkuni Sengkuni melaporkan kejadian ini kepada kakaknya, Dewi Gandari. Prabu Pandudewanata marah melihat perlakuan Gandamana. Merasa eksistensi Pandu sebagai Raja diabaikan oleh Gandamana. Akhirnya Gandamana menerima marah Pandu, kemudian diminta kembali ke kerajaan Pancalaradya. Widura melapor kepada Pandu apa yang sebenarnya terjadi. Surat palsu Suman/Sengkuni kepada Prabu Tremboko dibaca oleh Pandudewanata. Prabu Pandu menyesal telah terburu-buru memecat Gandamana.

Posting Komentar untuk "Gandamana Luweng"