Bambang Irawan
Irawan adalah putra Arjuna dengan Dewi Ulupi (putri Begawan Kanwa dari pertapaan Yasarata). Ia lahir dan tumbuh besar di Yasarata. Irawan menikah dengan Dewi Titisari, putri Kresna.
===================Wikipedia===================
Kemunculan
Irawan versi Mahabharata muncul pertama kali ketika para
Pandawa menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun. Suatu ketika Arjuna
diutus Yudistira, kakak sulungnya, untuk bertapa mencari pusaka sebagai bekal
untuk menghadapi para Korawa. Ia akhirnya mendapatkan pusaka bernama Pasupati
pemberian Dewa Siwa. Arjuna kemudian diundang oleh Dewa Indra untuk tinggal di
kahyangan untuk beberapa waktu karena jasa-jasanya menumpas para asura musuh
dewata. Pada saat itulah Irawan datang menyusul. Ia naik ke kahyangan dan
mengaku sebagai putra Arjuna. Setelah mendapatkan bukti-bukti yang jelas,
Arjuna pun mengakui Irawan sebagai putranya.
Irawan versi Jawa muncul ketika para Pandawa masih berkuasa
di Kerajaan Amarta. Saat itu ia menyamar dengan nama Gambiranom dan berhasil
mengalahkan sekutu Pandawa yang bernama Jayasantika raja Nrancang Kencana.
Setelah itu, ia membawa pasukan Nrancang Kencana untuk menyerang Kerajaan
Hastina. Para Korawa kewalahan menghadapi serangan mendadak tersebut sehingga
mereka pun meminta bantuan para Pandawa. Ketika bertempur melawan para Pandawa,
Gambiranom akhirnya membuka jati diri sebagai anak Ulupi yang telah dinikahi
Arjuna. Ia mendapat pesan dari kakeknya bahwa untuk mengaku sebagai putra
Pandawa harus terlebih dahulu menunjukkan keunggulan. Itulah sebabnya ia pun
menyerang dan menaklukkan Nrancang Kencana untuk dipakainya menyerang Hastina.
Kematian
Mahabharata bagian keenam atau Bhismaparwa mengisahkan
Irawan gugur dalam perang besar di Kurukshetra pada hari kedelapan. Ia
berperang di pihak Pandawa dan sempat membunuh banyak sekutu Korawa, antara
lain adik-adik Sangkuni. Irawan akhirnya tewas dipenggal kepalanya oleh seorang
raksasa bernama Alambusa putra Resyasrengga. Alambusa sendiri akhirnya tewas
pada hari ke-14 di tangan Gatotkaca.
Kisah perang di Kurukshetra yang disadur dalam naskah
berbahasa Jawa Kuna berjudul Kakawin Bharatayuddha mengisahkan Irawan tewas di
tangan raksasa bernama Srenggi. Srenggi kemudian mati di tangan Gatotkaca.
Versi pewayangan Jawa mengisahkaan kematian Irawan dengan
lebih panjang. Irawan dikisahkan cemburu pada Abimanyu karena sebagai sesama
putra Arjuna, ia tidak diajak ikut serta dalam perang Baratayuda. Irawan kemudian
berangkat menuju padang Kurusetra untuk terjun ke dalam peperangan meskipun
tanpa izin dari orang tuanya. Di dalam pertempuran ia berjumpa dengan raja
raksasa bernama Kalasrenggi dari Kerajaan Selamangleng. Kalasrenggi memihak
Korawa karena ayahnya yang bernama Jatagimbal tewas dibunuh Arjuna. Irawan pun
tampil menghadapi Kalasrenggi demi untuk memamerkan bahwa kesaktiannya tidak
kalah dibandingkan Abimanyu, ataupun Gatotkaca. Pasukan Selamangleng
ditumpasnya habis seorang diri. Akibatnya, ia pun merasa letih dan dapat
ditangkap oleh Kalasrenggi. Kalasrenggi kemudian menggigit leher Irawan sampai
putus. Namun, Irawan sempat menusuk jantung Kalasrenggi menggunakan keris.
Keduanya pun tewas bersama saat itu juga.
=================================
Versi lain mengisahkan pertempuran Irawan dengan Kalasrenggi terjadi sebelum perang Bharatayuda, yaitu ketika Irawan dalam perjalanan ke Amarta untuk bergabung dengan keluarga Pandawa bertemu dengan Kalasrenggi. Dan terjadilah pertempuran tersebut.
===========
===========
BAMBANG IRAWAN adalah putra Arjuna, salah satu dari
lima satria Pandawa, dengan Dewi Ulupi, putri Bagawan Kanwa (Bagawan
Jayawilapa-pedalangan Jawa), dari pertapaan Yasarata.
Bambang Irawan mempunyai 13 orang saudara lain ibu, bernama; Abimanyu, Sumitra, Bratalaras, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabukusuma, Wijanarka, Antakadena dan Bambang Sumbada.
Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di pertapaan bersama ibu dan kakeknya.
Irawan berwatak tenang, jatmika, tekun dan wingit.
Menurut kisah pedalangan Irawan tewas dalam peperangan melawan Ditya Kalasrenggi putra Prabu Jatagempol dengan Dewi Jatagini dari negara Gowabarong, menjelang pecah perang Bharatayuda.
Sedangkan menurut Mahabharata, Irawan gugur dalam awal perang Bharatayuda melawan Ditya Kalaseringgi, raja negara Gowabarong yang berperang di pihak keluarga Kurawa/Astina.
Bambang Irawan mempunyai 13 orang saudara lain ibu, bernama; Abimanyu, Sumitra, Bratalaras, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabukusuma, Wijanarka, Antakadena dan Bambang Sumbada.
Irawan lahir di pertapaan Yasarata dan sejak kecil tinggal di pertapaan bersama ibu dan kakeknya.
Irawan berwatak tenang, jatmika, tekun dan wingit.
Menurut kisah pedalangan Irawan tewas dalam peperangan melawan Ditya Kalasrenggi putra Prabu Jatagempol dengan Dewi Jatagini dari negara Gowabarong, menjelang pecah perang Bharatayuda.
Sedangkan menurut Mahabharata, Irawan gugur dalam awal perang Bharatayuda melawan Ditya Kalaseringgi, raja negara Gowabarong yang berperang di pihak keluarga Kurawa/Astina.
BAMBANG IRAWAN
Bambang Irawan putra Raden Arjuna dan perkawinannya dengan Dewi Ulupi, putri Resi Kanwa, seorang pendeta di Gunung Yasarata.
Irawan selalu tinggal di pertapaan dengan ibunya.
Hanya bila perlu ia datang ke negara Pendawa. Karena saktinya pernah ia
menjadi raja, bernama Prabu Gambiranom dan sewaktu menjadi raja berhasil
membawa panah pusaka Arjuna, bernan’a Ardadedali dan oleh karenanya
kesaktian Irawan bertambah.
Sewaktu menjadi Prabu Gambiranom, ia mempunyai
prajurit wanit yang disebut Ladrangmungkung. Prajurit ini sakti dan
dapat mengalahkan Raden Arjuna.
Irawan diminta ibunya menawan Raden Arjuna. Dapat
dilaksanakanlah permintaan Dewi Ulupi mi, tetapi Arjuna dimatikan dan
oleh prajuritprajui-it wanita dibawa ke hadapan Dewi Ulupi. Setelah
Arjuna kena raba tangan Dewi Ulupi, hidup kembali]ah ia. Beginilah
memang adat Arjuna.
Ketika di dalam perang Baratayuda Irawan pergi ke
rnedan perang, di tengah jalan ia berjumpa dengan raja raksasâ
Kaasrenggi. Terjadilah perang dan kedua-duanya tewas.
Kematian ksatria ini sangat disesalkan oleh keluarga Pendawa, karena ia mati sebelum sampai di medan perang.
Bambang Irawan bermata jaitan, berhidung mancung.
Bersanggul kadal menek. Bersunting kembang kluwih. Berkalung putran
bentuk bulan sabit. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkain
katongan dan bercelana cindai.
Untuk menggambarkan Prabu Gambiranom, digunakan wayang Raja Seberang bagus. Ia beristrikan Dewi Titisari, putri Prabu Kresna.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
Posting Komentar untuk "Bambang Irawan"