Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pandawa Seda


Setelah Parikesit putera Abimanyu dan Dewi Utari, yang tak lain adalah cucu Arjuna dinobatkan sebagai raja Hastina, Yudhistira merasa bahwa inilah saatnya untuk meninggalkan semua kehidupan duniawi dan berniat untuk mengembara mendaki puncak Mahameru. Para Pandawa yang lain tidak rela bila harus ditinggalkan oleh kakaknya, mereka bersikeras untuk ikut mendaki puncak Mahameru. Begitu juga dengan Drupadi, ia juga ingin ikut dalam perjalanan yang tidak mudah itu. Yudhistira berusaha mencegah istrinya, namun Drupadi sudah bertekad bahwa Pandawalah keluarganya sekarang. Ayah, saudara dan puteranya telah gugur di Bharatayudha.

Yudhistira pun tidak bisa menolak permintaan saudara dn istrinya. Mereka bernenam bersiap untuk mendaki gunung Mahameru. Saat akan memulai pendakian, di kaki gunung, mereka bertemu dengan anjing putih  bersih dan matanya bersinar terang. Anjing itu pun ikut dalam perjalanan itu.

Perjalanan menuju puncak Mahameru, semakin ke atas, udara semakin tipis dan angin bertiup semakin kencang. Drupadi semakin lemah hingga harus dibantu oleh Bima. Namun akhirnya Drupadi tidak sanggup lagi, ia meninggal sebelum mencapapi puncak Mahameru di pangkuan suaminya. Drupadi tidak bisa mencapai puncak Mahameru karena sebenarnya di dalam hatinya ia lebih mecintai Arjuna diabnding Yudhistira suaminya.

Setelah mengurus jenazah Drupadi secara layak, Pandawa melanjutkan perjalannya. Namun beberapa waktu kemudian, Sadewa terlihat sangat kelelahan dan sempoyongan. Sadewa akhirnya gugur sebelum mencapai puncak Mahameru. Hal ini dikarenakanSadewa merasa bahwa dirinya adalah yang paling cakap diantara kelima bersaudara.

Keempat bersaudara itu kemudian melanjutkan perjalanannya. Namun, tak lama kemudian Nakula pun tak sanggup untuk meneruskan perjalannya. Ia meninggal sebelum berhasil mencapai puncak Mahameru. Hal ini dikarenakan, ia menganggap bahwa diirnya yang paling lincah dan sakti.

Tiga putera Kunti ini akhirnya melanjutkan perjalannya. Anjing yang mereka temui di kaki gunung pun masih setia mendampingi perjalanan mereka. Namun tak berapa lama, Arjuna tampak kelelahan dan tak sanggup melanjutkan perjalanan. Ini karena kesombongannya dan selalu menganggap bahwa dirinya adalah yang paling tampan dan sakti diantara saudaranya.

Kini tinggal Bima, Yudhistira dan sang anjing putih. Puncak Mahameru sudah tampak, namun Bima sudah tak kuat lagi untuk melangkahkan kakinya menuju puncak itu. Ia pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.Dalam hati Bima selalu menganggap bahwa dirinyalah yang paling sakti gagah perkasa dan tidak ada yang ditakuti.

Tinggal Yudhistira yang dibilang lemah masih tangguh untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Mahameru bersama sang anjing. Setelah mencapai puncak Mahameru, seberkas sincar teang muncul dihadapannya. Sinar itu kemudian menjelma menjadi Batara Indra menyambut kedatangan Yudhitira.

Batara Indra menyampaikan bahwa Yuhistira diperbolehkan masuk ke dalam kahyangan dengan jasad kasarnya, tetapi sanga anjing tidak diperbolehkan memasuki kahyangan. Mendengar hal itu, Yudhistira kemudian berkata bahwa ia rela tidak masuk ke dalam kahyangan bila anjing yang setia menemani perjalannya tidak diijinkan masuk pula.

Seketika, sang anjing berubah menjadi Batara Darma.Bathara Dharma ternyata sedang menguji budi luhur puteranya, dan memang terbukti bahwa Yudhistira adalah orang yang berbudi luhur tanpa cela.

Yudhistira dibawa masuk ke kahyangan. Disana ia ditunjukkan para Kurawa bersama dengan Sengkuni bersenang-senang menikmati makanan yang enak.  Melihat hal itu, Yudhistira tidak meras iri, ia justru berkata bahwa mereka berhak tinggal di kahyangan karena mereka gugur untuk membela negerinya.

Di tempat lain, Yudhistira ditunjukkan keempat saudaranya dan istrinya Dropadi dirantai dan dikelilingi oleh api. Melihat hal itu, Yudhistira pun tidak bersedih hati, ia berkata bahwa tidak ada manusia yang tidak luput dari dosa, begitu juga dengan saudaranya dan istrinya. Tetapi ia yakin bahwa dosa mereka lebih sedikit dibanding pahalanya, maka ia yakin bahwa itu tidak akan berlangsung lama.

Yudhistira juga ditunjukkan seorang wanita cantik dengan berbagai perhiasan, namun disekililingnya tertusuk oleh panah dari emas. Yudhistira pun berkata bahwa sang wanita bersalah karena serakah atas harta. Seharusnya dalam hidup, manusia harus mementingkan budi pekerti daripada harta kekayaan. Bathara Indra kemudian menunjukkan Yudhistira kepada orang yang ditarik oleh capitan sehingga mirip seperti bebek. Yudhistira kemudian berkata bahwa salah satu kejahatan yang paling hina adalah fitnah.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Yudhistira, bathara Indra kemudian menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Diperlihatkannya, Sangkuni tersiksa dengan gembok di mulutnya. Hal itu karena mulut Sengkuni itulah yang menjadi sumber kejahatan. Tampak pula para Kurawa yang dikelilingi api dan dijaga oleh naga yang selalu menyemburkan api. Dursasan dililit olehkain kemben berkepala naga sebagai hukumannya taas tindakannya kepada Drupadi. Sedangkan Duryudana dijepit oleh dua batu panas sementara di hadapannya ada sebuah mata air yang sangat jenih dan sejuk.

Bathara Indra kemudian membawa Yudhistira kembali ke kahyangan, disana dia diperlihatkan Drupadi dan keempat saudaranya yang sedang bercengkerama dengan Bisma dalam sebuah kamar yang sangat megah.


Posting Komentar untuk "Pandawa Seda"