Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramayana : Rama Nitis

Syahdan,  Prabu Rama mendengar kabar bahwa rakyat Pancawati. mengalami masa paceklik, rakyat sulit sekali mendapatkan makanan. karena panennya mengalami kegagalan. Kemudian Prabu Rama bersama adiknya Leksmana, pergi ke kerajaan Pancawati. Prabu Rama merasa terketuk hatinya dengan kabar kesengsaraan rakyat Pancawati dan Goa Kiskenda.

Sementara itu Narpati Sugriwa, senapati pasukan rewanda, mengalami kesulitan  yang di alami rakyat nya. Rakyat Pancawati mengalami paceklik. Hujan sudah lama tidak turun, sehingga sawah mengalami kekeringan, panen gagal dan padi menjadi puso. Rakyat menja di sengsara. Prabu Rama melihat keadaan itu, maka Prabu Rama dan Leksmana pergi ke Padukuhan Klampis Ireng, tempat bermukimnya, Ki Lurah Semar, dengan maksud memboyong Semar, Gareng, Petruk dan Bagong ke Pancawati. Karena selama Ki Lurah Semar, tinggal di Pancawati, kehidupan di Pancawati, makmur, aman sejahtera. Namun setelah Prabu Dasamuka tewas, Ki Lurah Semar, meninggalkan Pancawati, dan tinggal di Klampis Ireng. Bencanapun datang. Untuk itu, maka Prabu Rama dan Leksmana dan dikawal pasukan rewanda, pergi ke Klampis Ireng.

Ternyata sesampai di Padukuhan Klampis Ireng, Rombongan Prabu Rama, berbarengan dengan keda tangan  Prabu Kresna, raja Dwarawati, dan  para Pandawa  dari Kerajaan Indraprasta. dan juga Adipati Karna disertai Pandita Durna dan Patih Sengkuni yang datang dari Kerajaan Astina. yang bermaksud serupa.

Akhirnya Semar memutuskan, untuk mengadakan Sayembara, siapa saja yang bisa mengambil bunga Tunjung Biru dari Kahyangan Cakrakembang, dan memberikannya kepada Semar, Semar siap mengabdi pada nya. Leksmana dan Arjuna segera keluar dari rumah Semar, dan ber lomba untuk men dapat kan bunga Tunjung biru. Sedangkan Adipati Karna, atas saran Patih Sengkuni, tidak perlu ikut ikutan ke Kahyangan Cakrakembang, Kurawa cukup menunggu hasilnya. Kalau mereka sudah dapat, maka akan direbutnya. Karena ilmu Leksmana lebih unggul dari Arjuna, maka Leksmana berhasil menemui Batara Kamajaya. Batara Kamajaya memberikan kembang Tunjung Biru kepada Leksmana. Leksmana segera bermaksud pulang ke Klampis Ireng. Namun di tengah perjalan bertemu dengan Arjuna. Arjuna bermaksud merebut bunga kembang Tunjung Biru. Alhasil, Leksmana mendapatkan bunganya sedang Arjuna mendapatkan tangkainya. Mereka merasa puas dengan hasil yang didapatkannya. Ketika keduanya beranjak menuju Padukuhan Klampis Ireng, mereka dicegat oleh pasukan Kurawa, yang bermaksud merebut bunga Tunjung Biru secara utuh. Kedua satria itu di kerubut pasukan Kurawa. Pasukan Kurawa merasa kalah dan pergi meninggalkan padukuhan Klampis Ireng.

Sementara itu di Klampis Ireng, Semar dan anak anaknya, sedang bercanda ria, tiada lama kemudian datang Leksmana dan Arjuna. Semar meminta bunga tunjung biru dari Leksmana dan Semar juga meminta tangkai bunga tunjung biru dari Arjuna.Oleh Semar keduanya di persatukan. Ternyata menjadikan pancaran sinar yang menyilaukan. Dari sinar yang terang itu muncul Sanghyang Tunggal ayahanda Sanghyang Ismaya, yang tak lain adalah yang Dewa yang menitahkan Semar untuk turun ke marcapada, dan mengabdi di Pertapaan Saptaharga. Turun temurun, ikut Begawan Sekutrem, ikut Begawan Sakri, ikut Begawan Palasara dan Abiyasa sampai momong para Para Pandawa dan putera puteranya. Semar juga pernah ngemong Raden Narasoma, yaitu Prabu Salya kletika masih muda.Kemudian ikut Bambang Sumantri, dan Prabu Arjuna Sasrabahu. Kemudian  ikut Resi Gotama dan ngemong para putera puteri nya, yaitu Subali, Sugriwa dan Dewi Anjani,, sampai dengan Anoman dan Prabu Rama

Kedatangan Sanghyang Tunggal di Padukuhan Klampis Ireng, menjadikan Semar dan tamu tamunya, menjadi gugup. Leksmana dan Arjuna menghaturkan sembah. Sanghyang Tunggal segera memerintahkan kepada Semar, bahwa tugas Semar mengabdi pada Prabu Rama sudah selesai. Karena Prabu Rama telah menyelamatkan jagat manusia dari keangkaramurkaan. Sedangkan Prabu Dasamuka yang mewakili keangkaramurkaan sudah sirna, Kini saatnya Semar dan anak anaknya ikut Pandawa. Sedangkan Togog sebelumnya sudah diperintahkan pergi meninggalkan Alengka, menuju Astina. Semar menyatakan kesiapannya untuk ikut Pandawa. Prabu Rama merasa sangat kecewa dengan kepergian Semar dan anak anak nya. Namun karena itu sudah kehendak dewata, maka ia merelakannya.Sementara itu Pandawa telah berhasil memboyong Semar cs. Namun, di tengah perjalanan, Para Kurawa menghadang jalan. Kurawa meminta Semar cs ke Negara Astina. Arjuna tidak memberikannya. Terjadi peperangan antara pasukan Astina dan Pandawa. Pasukan Kurawa terdesak mundur, dan kembali ke negaranya.

Prabu Rama kecewa tidak bisa memboyong Semar. Namun Sanghyang Tiunggal melimpahkan kesejahteran kepada rakyat Pancawati dan Ayodya.

Prabu Rama dan Laksmana kembali ke Ayodya. Prabu Rama memeruintah Ayodya. Sedangkan Laksmana  menjadi patih nya. Prabu Rama bertahta hingga usia lanjut.

Prabu Rama lengser keprabon. Putera Prabu Rama yang pertam, Lawa, diangkat menjadi raja Ayodya, bergelar Prabu Rama Badlawa,. Sedangkan putera yang kedua. adalah Kusya, menggantikan kedudukan kakeknya Prabu Janaka, menjadi raja Mantili, dengan bergelar Prabu Rama Kusya..

Sedangkan Prabu Rama yang diikuti pula Laksmana pergi bertapa di Kurharunggu. Prabu Rama yang menjadi Panembahan Raama banyak  di cintai rakyatnya dari pejabatnya sampai rakyat biasa. Panembahan Rama mengajarkan Astabrata.Yaitu seorang pimpinan harus bsa adil pada semua rakyatnya. Seperti delapan unsur alam,yalah . air,api. matahati, bulan, kartika, bulan, bumi, angkasa juga yang merata memmbagikan manfaatnya  kepada semua makhluk yang hidup didunia.

Panembahan Rama meninggal dalam usia lanjut. Meninggalnya, Panembahan Rama menjadikan gempar Pasukan Rewanda. Mereka kemudian menyusul ke Kutharunggu. Sementara itu, Upacara perabuan Panemban Rama di hadiri para raja raja wayang, antara lain, Prabu Kresna dari Kerajaan Dwarawati, Prabu Baladewa dari Mandura, para Pandawa, juga putera Prabu Rama, Prabu Ramabadlawa, Raja Ayodya dan Prabu Ramakusya dari Kerajaan Mantili serta para rewanda,. Perabuan Panembahan Rama pun dilaksanakan..


Tiba tiba Narpati Sugriwa, berteriak seperti memanggil manggil Prabu Rama, kemudian  Sugriwa meloncat dan terjun dalam api yang menjilat jilat bagai menggapai langit. Tindakan Narpati Sugriwa, ternyata  diikuti pasukan Rewanda lainnya, seperti Anggada, Anila, serta para punggawa lain, juga kera kera ciptaan dewa, Cucak Rawun dan anak buahnya, Semuanya tewas, kecuali Anoman dan Kapi Jembawan. Anoman masih bertugas menjaga keberadaan Dasamuka, yang ditawan didalam gunung Kendali sada,sedangkan Kapi Jembawan menjadi seorang Resi di pertapaam Gadamadana.

Setelah melakukan belapati pada Prabu Rama, para Rewanda kembali menjadi manusia, dan masuk kedalam Nirwana.Setelah meninggal, Prabu Rama menitis pada Prabu Kresna.

Sedangkan Laksmana melanjutkan bertapanya. Beberapa tahun kemudian,Leksmana tutup usia, menyusul Prabu Rama. Ia berusia lebih lanjut. Leksmana menitis pada Arjuna, satria Pandawa.Ia  diperabukan dan di makamkan di Kutharunggu.

Sejak saat itulah, cerita Ramayana disambung dengan Mahabarata. Cerita cerita Semar boyong, Wahyu Makutarama dan Rama Nitis adalah cerita penghubung antara Ramayana dan Mahabarata.

Note : kisah pewayangan Jawa dan tidak ada di versi India.

Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.

2 komentar untuk "Ramayana : Rama Nitis"

Unknown 14 Januari 2013 pukul 16.36 Hapus Komentar
iki yo apik
Unknown 21 Oktober 2016 pukul 01.38 Hapus Komentar
sae sanget..