Parta Krama
Lakon Parta Krama menceritakan tentang perkawinan Parta (Janaka) dengan Sumbadra.
Prabu Baladewa menemui Prabu Kresna di
Kerajaan Dwarawati. Mereka berunding tentang rencana perkawinan
Sumbadra. Prabu Kresna ingin mengawinkan Sumbadra dengan Arjuna. Prabu
Baladewa tidak menyetujui, ia ingin mengawinkan Sumbadra dengan
Burisrawa. Prabu Kresna mengingatkan pesan Prabu Basudewa, yaitu bila
Sumbadra kawin supaya dinaikan kereta emas, disertai kembang mayang kayu
Dewanaru dari Suralaya, dengan diiringi gamelan Lokananta, berpengiring
Bidadari. Mempelai laki-laki menyerahkan harta kawin berupa kerbau
danu. Prabu Baladewa akan mengajukan persyaratan itu kepada raja
Duryodana. Prabu Kresna menyuruh Samba dan Setyaki ke Ngamarta untuk
menyampaikan persyaratan itu juga.
Prabu Kresna masuk ke istana memberi berita rencana perkawinan Sumbadra kepada Dewi Rukmini, Dewi Jembawati dan Dewi Setyaboma.
Prabu Kalapardha raja negara Jajarsewu
jatuh cinta kepada Dewi Sumbadara. Raja menyuruh Kala Klabangcuring
supaya menyampaikan surat lamaran ke Dwarawati. Kala Klabangcuring
berangkat, ditemani KalaKurandha dan Kala Kulbandha. Kyai Togog
Wijamantri menjadi penunjuk jalan.
Prabu Puntadewa raja Ngamarta, duduk
dihadap oleh Wrekodara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka menyambut
kedatangan Bagawan Abyasa Samba dan Setyaki datang menyampaikan syarat
perkawinan kepada Prabu Puntadewa. Bagawan Abyasa menyanggupinya.
Wrekodara disuruh mencari kerbau danu. Arjuna disuruh ke Kahyangan
Cakrakembang minta pohon Dewandaru, gamelam Lokananta dan Bidadari.
Arjuna berangkat ke Cakrakembang, ditemani para panakawan.
Wrekodara masuk ke hutan Setragandamayu.
Ia berhasil memperoleh kerbau danu setelah mengalahkan Dhadhungawuk dan
menghadap Sang Hyang Pramuni. Wrekodara menemui Anoman di Kendalisada,
ia minta kereta emas dan tiang dhomas. Wrekodara diajak ke Singgela
menemui Prabu Bisawarna. Prabu Bisawarna mengabulkan permintaan
Wrekodara. Wrekodara kembali ke Ngamarta. Anoman mengikutinya. Wrekodara
diberi kereta emas dan tiang dhomas oleh Prabu Bisawarna.
Prabu Suyudana dihadap oleh pendeta
Durna, Patih Sengkuni dan keluarga Korawa. Prabu Baladewa datang,
memberitahu tentang permintaan Sumbadra. Patih Sengkuni dan Korawa pergi
mencari persyaratan. Pendeta Durna diminta menemui Dewi Wilutama untuk
minta pohon Dewandaru, gamelan Lokananta dan bidadari pengiring
mempelai.
Para Korawa berjumpa Wrekodara. Mereka
merebut kerbau danu. Terjadilah perkelahian. Korawa tidak mampu melawan,
mereka lari tungganglanggang takut amukan Wrekodara dan Anoman.
Arjuna menghadap Hyang Kamajaya dan Dewi
Ratih di Kahyangan Cakrakembang. Arjuna berhasil meminta pohon
Dewandaru, gamelan lokananta dan bidadari pengiring mempelai.
Burisrawa minta segera dikawinkan dengan
Sumbadra. Prabu Suyudana berunding dengan Prabu Baladewa. Tiba-tiba
datang Patih Sengkuni dan para Korawa, mereka mengatakan telah berhasil
memperoleh kerbau danu dan tiang dhomas, tetapi dirampas oeh Wrekodara.
Kemudian pendeta Durna datang, ia mengatakan telah berhasil, tetapi
hasil itu dirampas oleh Arjuna. Prabu Baladewa mengajak Burisrawa ke
Dwarawati untuk dikawinkan dengan Sumbadra.
Bagawan Abyasa dan Prabu Puntadewa
menanti kedatangan Wrekodara dan Arjuna. Wrekodara datang memberitahu,
bahwa ia telah memperoleh empat puluh kerbau danu dan telah siap di
alaun-alaun. Arjuna memberitahu bahwa dewa akan mengijinkan
permintaannya. Kemudian Hyang Narada datang bersama bidadari pengiring
mempelai, beserta pohon Dewandaru dan gamelan Lokananta.
Prabu Kala Pardha raja Jajarsewu,
menerima laporan dari Tejamantri, bahwa para utusan mati oleh Arjuna
Prabu Kala Pardha berangkat ke Dwarawati akan membununh Arjuna.
Arjuna datang di Dwarawati. Di Dwarawati
telah hadir Hyang Narada, para dewa dan keluarga Pandhawa. Hyang Narada
menyerahkan persyaratan yang diminta oleh Sumbadra. Setelah siap, Arjuna
dipertemukan dengan Sembadra.
Prabu Baladewa datang dengan mengawal
Burisrawa, lengkap berpakaian pengantin. Prabu Kresna memberitahu bahwa,
Sembadra telah dikawinkan dengan Arjuna Prabu Baladewa meminta agar
perkawinan itu dibatalkan, sebab Korawa yang berhasil mendapatkan semua
permintaan Sumbadra. Arjuna dan Wrekodara merampas hasil mereka.
Dhadhungawuk dan Hyang Narada memberi penjelasan, bahwa Wrekodara dan
Arjuna yang memperoleh hasil, para Korawa yang mencoba merampasnya.
Prabu Baladewa marah lalu mengamuk.
Wrekodara menahan amukan Prabu Baladewa. Keluarga Korawa membantu,
tetapi diserang oleh amukan kerbau danu. Korawa lari tunggang langgang,
kembali ke Ngastina. Pergulatan Prabu Baladewa dan Wrekodara dipisah
oleh Kresna. Arjuna dan Sumbadra menghadap Prabu Baladewa. Sumbadra
mohon dibunuh saja bila harus cerai dengan Arjuna. Prabu Baladewa
menaruh kasihan kepada adiknya, seketika hilang kemarahannya, dan
merestui perkawinan adiknya.
Prabu Kala Pardha datang bersama
perajurit, menyerang kerajaan Dwarawati. Wrekodara ditugaskan untuk
memadamkan serangan musuh. Raja raksasa gugur, semua perajurit raksasa
hancur, habis binasa. Kerajaan Dwarawati telah aman, kemudian
berlangsung pesta perkawinan Arjuna dan Sumbadra.
Mangkunagara VII jilid XIII, 1931: 1-6
Posting Komentar untuk "Parta Krama"