Ramayana : Kematian Ramabargawa
Sebelumnya : http://caritawayang.blogspot.com/2012/11/sayembara-sinta.html
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
Pendeta itu tiada lain adalah Rama Parasu atau Rama bargawa putra
Bagawan Jamadagni yang dahulu membunuh Prabu Arjuna Sasrabahu. Pendeta
itu menghadang dan menantang.
Ramabargawa menerjang barisan terdepan dan langsung mendekati Ramabadra berada. Ia menantang perang . mendengar ini Dewi Sinta takut
bukan kepalang. Prabu Dasarata menenangkannya. Teriak Ramabargawa, “
hee Ramabadra, hayoo berperang melawanku. Siapa yang lengah mati.”
Prabu Dasarata turun dari kereta karena merasa kasihan kapada putra dan
putrid menantunya yang masih berusia muda. Ia melakukan sembah kepada
pendeta tinggi besar itu . katanya, “ duh sang wiku, kasihanilah putra
dan putri menantuku. Mereka masih begitu muda.Tidak mungkin melawan
paduka.”
Mendengar ucapan Prabu Dasarata tersebut Ramabargawa sama sekali
tidak menghiraukannya. Ia langsung menuju ke tempat Rama berada.
Diberikan gendewa raksasa yang dipegangnya kepada Rama sambil berkata. “
hee Rama, peganglah gendewaku ini. Traiklah kalau engkau mampu atau
kuat. Kalau gendewa ku ini tertarik olehmu, aku kalah. Tetapi kalau
engkau tak mampu menariknya maka engkau kalah.”
Mendengar tantangan tersebut setiap orang yang mendengarnya merasa
ngeri. Semuanya menarik nafas panjang. Satu-satunya yang tetap tenang
adalah Rama. Ia cepat menerima gendewa. Ditariknya dengan mudah, bahkan
sampai gendewa itu patah. Menyaksikan ini Ramabargawa terkejut,
mukanya pucat,menunduk dan berkata perlahan, “ panahlah leher ini,
bukankah aku telah kalah olehmu. Engkaulah yang akan menjadi sarana
kematianku. Engkaulah yang akan menjadi sarana aku pergi ke Kaendran.”
Rama dengan tersenyum melaksanakan permintaan Ramabargawa tersebut.
Anak panah mengenai leher Ramabargawa putra Resi Jamadagni itu . pendeta
yang gagah perkasa berwajah ganteng ke mana-mana selalu menjinjing
gandewa raksasa dan pernah membunuh Prabu Arjuna Sasrabahu dulu itu
musnah bersama tubuhnya. Langsung naik ke Suralaya dan menjadi dewa
yang nantinya dikenal dengan nama Dewa Resi Ramaparasu.
Menyaksikan peristiwa tersebut semua yang hadir merasa lega. Prabu
Dasarata memerintahkan agar iring-iringan berhenti beristirahat
sebentar dan berpesta makan bersama. Para anggota pasukan bersuka ria.
Setelah itu iring-iringan melanjutkan perjalanan.
Tidak lama kemudian mereka tiba titepi kota. Rakyat seluruh negeri
Ayodya telah mendengar bahwa gusti mereka Ramawijaya atau Ramabadra
telah memboyong putri Mantili Dewi Sinta.
Sudah beberapa hari ini terjadi kesibukan yang luar biasa di Ayodya.
Kesibukan itu terutama berlangsung di istana. Rakyat Ayodya tuamuda,
leai-perempuan, besar-kecil berdiri rapi dikiri –kanan jalan yang akan
dilalui pengantin dan mengelu-elukannya.
Prabu Dasarata beriku putra nda putri menantunya terus saja menuju
istana. Kedua pengantin itu mendapat sambutan mesra dari ibu-ibu mereka
Dewi Sukasalya, Dewi Kekayi dan Dewi Sumitra. Sluruh istana bahkan
seluruh penduduk Ayodya mencintai putri Mantili Dewi Sinta yang cantik,
ramah dan selalu tersenyum.
Keuda pengantin baru itu kemudian memasuki rumah khusus keemasan
yang indah sekali yang memang disedikan untuk mereka. Dari rumah inilah
kedua mempelai itu mulai membangun kasih. Mereka hidup bahagia saling
mencintai..
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
Posting Komentar untuk "Ramayana : Kematian Ramabargawa"