Siti Sundari
DEWI SITI SUNDARI sesungguhnya putri Bathara Wisnu dengan Dewi Pratiwi, putri Prabu Nagaraja dari kerajaan Sumur Jalatunda.
Dewi Siti Sundari mempunyai kakak kandung bernama Bambang Sitija, yang setelah turun ke Arcapada dan menjadi raja di negara Trajutisna bergelar Prabu Bomanarakasura.
Ketika Bathara Wisnu turun ke Arcapada menitis pada Prbau Kresna, raja negara Dwarawati, Dewi Siti Sundari menyusul turun ke Arcapada dan diakui sebagai putri Prabu Kresna.
Dewi Siti Sundari mempunyai sifat perwatakan; baik budi, sabar, setia dan sangat berbakti.
Dewi Siti Sundari menikah dengan Abimanyu/ Angkawijaya, putra Arjuna dengan Dewi Sumbandra, adik Prabu Kresna.
Dalam perkawinan tersebut ia tidak mempunyai anak.
Dewi Siti Sundari mati masuk ke dalam Pancaka/api pembakaran jenazah.
DEWI SITI SUNDARI
Dewi Sitisundari Putri Prabu Kresna dan besuamikan Raden Angkawijaya. Ketika Raden Angkawijaya tewas didalam perang Baratayuda, Dewi Siti sundari bela dengan jalan
bunuh diri dekat jenazah suaminya. Jaman dulu para istri umumnya memang
bela mati, kalau suami tewas dalam perang. Adat ini terdapat juga di
sebagar Indonesia, tetapi kemudian dilarang.
Astina dan Pandawa terhitung kerabat dekat, Merek keturunan dua saudara 1aki-laki, jadi satu sama lainnya masih saudara sepupu.
Tetapi hingga pecahnya perang Baratayuda, hidup
kedua keluarga itu selalu bermusuhan. Lebih-lebih sesuudah Prabu
Baladewa memihak pada Astina, semakin menjadilah permusuhan itu.
Karena Baladewa memihak pada Astina. murkalah dia,
ketika Sitisundari akan diperistri Angkawijaya, sebab dia bermaksud
menjodohkan putri itu dengan seorang keturunan dari pihak Astina. Oleh
sebab itu berperanglah Pendawa dan Astina.
Setengah orang mengatakan, bahwa hubungan antara
Pendawa dengan Korawa (Astina) dapat diibararkan hubunga antara lahir
dengan batin. Secara lahir kedua keluarga hidup bersama seakan- akan tak
ada persoalan apa-apa antara mereka, tetapi secara batin mereka pecah
oleh pertentangan-pentetangan. Dikembalikan pada kehidupan orang
seorang, bahagialah ia yang bisa menserasikan hidup lahirnya dengan
hidup batinnya.
Dewi Sitisundari bermata jaitan, berhidung mancung,
bermuka tenang. Bersanggul besar dengan dihiasi bunga, sebagian rambut
terurai. Berkalung ulur-ulur, bergelang dan berpontoh. Berkain dodot
putren.
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka - 1982
Posting Komentar untuk "Siti Sundari"