Syahdan,
raja di negara Trebelasuket, prabu Partawijaya, menerima sasmita dewa,
pulihnya keadaan negaranya yang terserang bencana hanya bisa tercapai
apabila Prabu Partawijaya berguru ke Gunung Saptaarga. Sang prabu juga
menerima permintaan putrinya Dewi Sati, untuk menemukan arti mimpinya,
ialah menemukan teja yang bercahaya. Tak lain ialah Bambang Sakri, yang
meninggalkan Saptaarga, karena diusir
oleh ayahandanya sebab menolak perintahnya untuk dikimpoikan. Semula
Bambang Sakri menolak permintaan Prabu Partawijaya untuk dijodohkan
dengan putranya Dewi Sati. Setelah melalui peperangan, akhirnya
menurutlah ia, dan pergilah mereka menuju ke Negara Trebelasuket.
Bambang Sakri kemudian dijodohkan dengan Dewi Sati. Prabu Partawijaya
berpesan kepada putra menantunya, hendaknya menjaga Negara Trabelasuket.
Sang prabu sendiri akan pergi ke Saptaarga, dan pergilah Prabu
Partawijaya. Dalam perjalanannya ke Sabtaarga., sang prabu telah
tersesat, sehingga bertemulah beliau dengan Resi Dupara, musuh Resi
Manumayasa dari Saptaarga. Semula Prabu Partawijaya tidak akan berguru
kepada Resi Dupara tetapi karena kepadanya telah dipertunjukan
kemujijadan, diakuilah Resi Dupara, sebagai gurunya. Setelah dianggap
cukup akan kesetiaan dan kepandaiannya, oleh Resi Dupara ditugaskan
untuk membunuh Resi Manumayasa. Berangkatlah Prabu Partawijaya ke
Saptaarga. Di pertapaan Saptaarga, Begawan Sekutrem ditugaskan oleh Resi
Manumayasa untuk mencari Bambang Sakri. Berangkatlah Bambang Sekutrem.
Di tengah-tengah hutan beliau bertemu dengan Prabu Partawirya. Setelah
berbincang-bincang tentang maksud dan tujuan masing-masing, Begawan
Sekutrem menyarankan Prabu Partawijaya agar tidak memusuhi Resi
Manumayasa, sebab beliau itu sangat arif dan bijaksana, lagi pula
hatinya sangat suci. Terjadilah peperangan antara Prabu Partawijaya dan
Resi Sekutrem. Prabu Partawijaya tak kuasa menandingi Sekutrem, apalagi
setelah prabu Partawijaya berkali-kali disabdakan oleh Sakutrem. Semula
wajah berubah menjadi seorang raksasa, dan yang terakhir menjadi seekor
babi hutan. Tatkala prabu Partawirya menyadari dirinya berubah menjadi
binatang, menangislah prabu Partawirya, dengan menyebut-nyebut putera
menantunya, Bambang Sakri. Terkejutlah resi Sekutrem, mendengar
puteranya ditangisi oleh Prabu Partawirya. Setelah ditanyai, jelaslah
bahwa prabu Partawirya adalah ayah mertua puteranya sendiri, Sakri.
Dengan kesepakatan, prabu Partawirya berjanji akan membawa Bambang
Sakri ke Saptaarga, dan memohon dirilah prabu Partawirya untuk
menyelesaikan urusan dengan gurunya, resi Dupara di Atasangin.
Resi Dupara menerima kedatangan prabu Partawirya keheran-heranan, karena
bukan selesainya tugas yang dilaporkan melainkan umpatan, cacimaki dari
parabu Partawirya kepada Resi Dupara. Peperangan tak dapat dihindari
lagi. Setelah puas prabu Partawirya melampiaskan kemarahannya kepada
resi Dupara dan semua pengikut-pngikutnya, terbanglah prabu Partawirya
menuju pertapaan Saptaarga.
Di Pertapaan Saptaarga, Resi
Manumayasa menerima kedatangan resi Sakutrem. Segala hal ihwal telah
dilaporkannya, tak lama datanglah Bambang Sakri bersama istrinya,
kemudian prabu Partawirya. Bersukacitalah seluruh isi pertapaan
Saptaarga.
Posting Komentar untuk "Bambang Sakri Rabi"