Durmagati
DURMAGATI adalah salah seorang diantara 100 orang keluarga Kurawa (Sata Kurawa) yang terkemuka. Ia putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan Dewi Gandari. Dari 100 orang saudaranya yang dikenal dalam pedalangan adalah diantaranya adalah : Duryudana (raja negara Astina), Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Wikataboma, Citraksa, Citraksi, Citraboma, Citrayuda, Carucitra, Dursasana (Adipati Banjarjumut), Durmuka, Durgempa, Gardapati (raja negara Bukasapta), Gardapura, Kartamarma (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Windandini (raja negara Purantara) dan Dewi Dursilawati.
Durmagati memiliki perwatakan; lucu, acuh tak acuh, banyak akal dan
pandai bicara. Kalau bicara sengau. Beberapa dalang seperti Pak Anom
Suroto menggunakan dialek Jawa Timuran untuk memperkuat karakter
tokoh ini menjadi seorang yang vokal dan lucu.
Dalam pentas wayang semalam suntuk, ketika adegan pasewakan jawi biasanya yang kiprah
‘menari dengan ekspresi gembira dan bersemangat’ adalah Dursasana.
Namun tidak jarang tokoh Durmagati ini sesekali juga dipakai dalang
untuk kiprah. Mungkin sebagai selingan supaya tidak selalu
wayang Dursasana yang kebagian jatah kiprah. Selain penonton bosan,
dalang sendiri sering juga terjebak rasa bosan.
Sebagai salah satu murid Resi Krepa dan Pendeta Drona,
ia mahir dalam olah keprajuritan dan menggunakan senjata gada, panah
dan trisula. Ketika berlangsung perang Bharatayuda, Durmagati bersama
beberapa orang saudaranya, diantaranya; Citrakundala, Durbahu, Durgama, Jalasaha, Jalasantana, Jalasuma dan Bimasuwala
bermaksud mengeroyok Bima yang sedang mengamuk menuntut balas atas
kematian Gatotkaca. Dalam peperangan tersebut, Durmagati dan sembilan
orang saudaranya tewas terkena hantaman gada Rujakpolo.
Posting Komentar untuk "Durmagati"