Sarpakenaka
Dewi Sarpakenaka adalah putri ketiga Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi, putri
Prabu Sumali, raja negara Alengka. Ia mempunyai tiga orang saudara
kandung masing-masing bernama; Dasamuka/ Rahwana, Arya Kumbakarna dan Arya Wibisana. Sarpakenaka juga mempunyai saudara seayah lain ibu
bernama : Prabu Danaraja/Danapati, raja negara Lokapala, putra Resi
Wisrawa dengan Dewi Lokawati.
Walau seorang raksesi, Sarpakenaka sangat sakti. Ia memiliki kuku yang berbisa ular dan merupakan senjata pusaka yang diandalkan. Sarpakenaka berwatak : congkak, ganas, bengis, angkara murka dan serakah. Ia mempunyai dua orang suami masing-masing bernama : Ditya Kardusana dan Ditya Nopati. Dengan kesaktiannya Dewi Sarpakenaka pernah beralih rupa menjadi wanita cantik dan mengoda/merayu Laksmana di hutan Dandaka ingin menjadi istrinya. Lamarannya ditolak. Karena ia tetap memaksakan kehendaknya, membuat Laksmana marah dan memangkas kutung hidungnya serata pipi.
Walau seorang raksesi, Sarpakenaka sangat sakti. Ia memiliki kuku yang berbisa ular dan merupakan senjata pusaka yang diandalkan. Sarpakenaka berwatak : congkak, ganas, bengis, angkara murka dan serakah. Ia mempunyai dua orang suami masing-masing bernama : Ditya Kardusana dan Ditya Nopati. Dengan kesaktiannya Dewi Sarpakenaka pernah beralih rupa menjadi wanita cantik dan mengoda/merayu Laksmana di hutan Dandaka ingin menjadi istrinya. Lamarannya ditolak. Karena ia tetap memaksakan kehendaknya, membuat Laksmana marah dan memangkas kutung hidungnya serata pipi.
Pada waktu negara Alengka diserbu Prabu Rama dengan balatentara
keranya dalam upaya membebaskan Dewi Shinta yang diculik dan disekap
Prabu Dasamuka, Dewi Sarpakenaka maju sebagai senapati perang Alengka..
Dengan penuh dendam ia bertempur melawan Laksmana. Akhirnya Sarpakenaka
mati terbunuh oleh panah sakti Surawijaya, setelah sebelumnya kuku
saktinya dicabuti oleh Anoman.
Wikipedia
Surpanaka adalah tokoh antagonis dari wiracarita Ramayana. Ia adalah
adik kandung Rahwana, dan merupakan seorang rakshasi atau rakshasa
wanita. Ia tinggal di Yanasthana, pos perbatasan para rakshasa di
Chitrakuta. Nama Surpanaka dalam bahasa Sanskerta berarti “(Dia) Yang
memiliki kuku jari yang tajam”.
Saat Surpanaka melewati hutan, ia senang melihat Rama dan ingin
dinikahinya. Dengan mengubah wujudnya yang jelek menjadi seorang wanita
cantik, ia mulai mendekati Rama dan meminta untuk dinikahi. Rama menolak
karena ia melaksanakan Eka patnivrataa atau menikah hanya sekali.
Kemudian Rama menyuruh Surpanaka agar merayu Laksmana yang lebih tampan.
Setelah meninggalkan Rama, ia berusaha menggoda Laksmana. Tetapi
cintanya ditolak karena Laksmana berkata bahwa ia adalah pelayan
kakaknya, dan lebih baik apabila Surpanaka menjadi istri kedua Rama
dibandingkan menjadi istri pertama Laksmana. Surpanaka yang mulai kesal,
berusaha mencakar Sita yang memandangnya dengan sinis. Lalu Rama
melindungi Sita sementara Laksmana mengambil pedangnya. Saat Surpanaka
menyerang Laksmana, pedang Laksmana melukai hidung rakshasi tersebut.
Akhirnya Surpanaka lari dan mengadu kepada Kara. Setelah Kara tewas di
tangan Rama, ia memprovokasi Rahwana.
Surpanaka versi pewayangan Jawa
Dalam pewayangan Jawa, terdapat versi berbeda mengenai cerita
Surpanaka saat dilukai di tengah hutan. Surpanaka tidak menemui Rama,
namun langsung menggoda Laksmana. Namun Laksmana menolak Surpanaka
karena baunya agak amis bagi seorang wanita cantik. Lalu ia marah dan
hidungnya dilukai oleh Laksmana. Akhirnya Surpanaka lari ke Alengka
untuk memprovokasi kakaknya yang bernama Rahwana, sampai menculik Dewi
Sita.
Ciri-ciri:
* Mukanya tua dan jelek, berperut gendut dan bermata juling
* Rambutnya panjang terurai tapi kaku seperti ijuk
* Suaranya keras, sifatnya jahat dan penuh tipu daya
* Ia memiliki kepribadian yang kasar dan nakal
* Dadanya menonjol tajam, seperti rakshasi pada umumnya
Baca pula : Sarpakenaka Lena
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
* Rambutnya panjang terurai tapi kaku seperti ijuk
* Suaranya keras, sifatnya jahat dan penuh tipu daya
* Ia memiliki kepribadian yang kasar dan nakal
* Dadanya menonjol tajam, seperti rakshasi pada umumnya
Baca pula : Sarpakenaka Lena
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
Posting Komentar untuk "Sarpakenaka"